RuangSeni – Apakah seni bisa menjadi salah media dan bahan untuk terapi? Dilansir dari berbagi sumber, seni dapat digunakan untuk membantu para pasien psikoterapi untuk berkomunikasi, mengatasi stres, dan mengeksplorasi berbagai aspek kepribadian mereka sendiri.

Menurut Psychology Todayart therapy mampu membantu manusia meredakan stres, menurunkan gejala anxiety, hingga meningkatkan kepercayaan diri. Caranya pun terbilang mudah, seseorang bisa memulainya dengan membuat suatu karya di rumah sebagai wujud ungkapan permasalahan dan perasaan. Atau bisa juga dengan mengikuti art therapy workshop, hingga mengikuti sesi art therapy di bawah pengawasan para ahli.

Terapi seni mengintegrasikan teknik-teknik psikoterapi dengan proses kreatif untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan. Terapi seni sebagai pendekatan untuk kesehatan mental memanfaatkan proses penciptaan seni untuk meningkatkan kesehatan mental, fisik, dan emosional. Tujuan terapi seni untuk memanfaatkan proses kreatif, sehingga seseorang dapat mengeksplorasi ekspresi dirinya dan mengembangkan keterampilan koping yang baru.

Terapi seni dapat digunakan untuk mengobati berbagai gangguan mental dan tekanan psikologis. Namun, dalam banyak kasus, terapi ini dapat dikombinasikan bersama dengan teknik psikoterapi lainnya seperti terapi kelompok atau terapi perilaku kognitif.

Terapi seni di negara-negara maju telah diterapkan sebagai bagian dari pengobatan. Klinik psikoterapi dan organisasi profesional terapi seni juga sudah banyak didirikan. Namun, di Indonesia hal ini belum terlalu dikenal. Salah satu pertanyaan yang sering diajukan adalah terkait keberhasilan terapi seni dalam penyembuhan.

Psikolog dan dosen Universitas Maranatha, Dr. Irene Tarakanita, M.Si., Psikolog, menyebutkan bahwa dalam konteks psikoterapi dikenal adanya pendekatan kognitif. Ia berkomentar, “Dalam buku Drawing as Art Therapy sekilas disimpulkan, seseorang yang dalam kondisi stres, konflik batin, ketidakstabilan emosi, depresi atau problem neurobiopsikologi dapat menjadi lebih sehat baik fisik maupun mental.” Dr. Irene menyebutkan kesembuhan bagi klien yang telah menjalankan terapi seni menggambar dalam buku tersebut diuraikan sebagai suatu proses yang mengarah pada kemampuan spiritual individu.

Ahli bedah saraf di RS Santo Borromeus, dr. Beny Atmadja Wiryomartani, Sp.BS. mengatakan, “Art therapy yang telah diterapkan dan ternyata bermanfaat pada orang-orang yang depresi, frustrasi, emosional, atau gangguan bicara, dan lain-lain, sudah dilakukan di negara lain.” Ia berharap para tenaga medis dan para guru gambar dapat mencoba menerapkan cara pengobatan ini di Indonesia.

Pendampingan terapi seni dapat dilakukan pada individu atau keluarga yang mengalami masalah, konflik, dan kekecewaan dalam berelasi. Terapi seni dapat dilakukan pada orang yang bukan seniman. Namun, seorang seniman tidak serta-merta dapat menjadi terapis seni. Untuk dapat menjadi seorang terapis seni, diperlukan pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan khusus. (Dirangkum dari berbagi sumber / ARA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *