RuangSeni – Memasuki usianya masuk ke 43 tahun, iTeater Payung Hitam Bandung akan menandai perjalanan panjang selama 43 tahun dengan sajian pentas teater dan menerbitkan buku bertajuk “Kenduri 43 Tahun Teater Payung Hitam”.
Dalam rilisnya, pendiri Teater Payung Hitam, Rachman Sabur, menjelaskan, kegiatan akan dilaksanakan pada 15-16 Februari 2025 di Studio Teater Institut Seni Budaya (ISBI) Bandung Jalan Buah Batu 212, Bandung.
“Kami juga akan menghadirkan pertunjukan yang berjudul “Wawancara dengan Mulyono”. Pentas ini akan akan dimainkan oleh Rachman Sabur, Tony Broer, dan Wail Irsyad, dengan Fajar Okto sebagai penata artistik dan S Bonbon sebagai penata musik,” ujarnya via WhatsApp.
Tentang Teater Payung Hitam
Kelompok ini Didirikan pada tahun 1982, Teater Payung Hitam merupakan organisasi nirlaba yang sejak 29 November 2007 telah disahkan menjadi Yayasan Payung Hitam berdasarkan akta notaris. Sepanjang perjalanan kariernya, teater ini telah memproduksi lebih dari 100 pertunjukan, baik secara mandiri maupun melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.
Sebanyak 43 pertunjukan di antaranya merupakan teater tubuh yang menjadi ciri khas Teater Payung Hitam. Mereka telah berpartisipasi dalam berbagai festival bergengsi, baik di tingkat nasional maupun internasional, seperti Art Summit Festival Internasional di Jakarta (2011), Brisbane Powerhouse Festival di Australia (2005), Kampnagel Festival di Jerman (2001), Migration Music & Theater Festival di Taipei (2014), hingga Tainan Theatre Festival di Taiwan (2015).
Teater Payung Hitam juga telah tampil di berbagai panggung global lainnya, seperti Backmoon di Belanda (2004) dan “Red Emptiness” di University of Washington, Seattle, Amerika Serikat (2015).
Acara ini menjadi bukti dedikasi dan konsistensi Teater Payung Hitam dalam memajukan seni teater Indonesia, sekaligus memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan seni pertunjukan. (Gun)